Powered By Blogger

Mengenai Saya

Foto saya
Indonesia
Pimpinan Perusahaan: Zainal Arifin Pimpinan Umum: Jito Pemimpin Redaksi:Daroini Wakil Pemimpin Redaksi: JokoP Redaktur Pelaksana: Saksana Reporter: Ulul Hadi, Frian, R. Toto Sugiharto

Jumat, 20 Maret 2009

mayat

Petugas Jaga, Temukan Mayat di Bendungan Waru Turi
Kediri – Warga Gampengrejo, menemukan mayat di kawasan wisata Bendungan Gerak Waru Turi desa Gampengejo Kecamatan Gampangerejo, Kediri, kemarin. Mayat belum teridentifikasi tersebut diduga supporter Persik Kediri. Hal itu dilihat dari kaos oblong warna ungu yang dikenakan dan bertuliskan persikmania.

Mayat pria berusia sekitar 22 tahunan itu, memiliki ciri-ciri tinggi sekitar 167 cm, rambut panjang dikuncir belakang, mengenakan celana pendek berwarna hitam, serta mengenakan giwang perak di telinga kirinya. Kali pertama ditemukan oleh Mairin (35), petugas jaga bendungan dalam kondisi tertelungkup sekitar pukul 05.00 subuh. Saksi menemukan mayat saat mencari rongsokan di pinggiran bendungan sebelah timur. Kemudian saksi memberitahu Suwanto (48) juru pintu bendungan, yang selanjutnya dilaporkan ke Polsek Gampengrejo. "Saat itu saya sedang piket malam, mendapatkan laporan penemuan mayat, kemudian saya melapor ke Polsek Gampengrejo,"ujar Suwanto ditemui di Bendungan Gerak, Jumat (20/3/2009). Petugas segera berupaya mengangkat mayat korban dibantu oleh warga setempat dan petugas bendungan. "Kami membawa korban ke RSUD Gambiran untuk keperluan outopsi guna mengetahui penyebab kematian. Selain itu juga berkoordinasi dengan jajaran untuk mengetahui keluarganya,"ujar Kapolsek Gampengrejo AKP Mariadji
=====
Mayoritas Parpol Kediri Tidak Kirim Surat Pemberitahuan
Kediri,-Panwaslu Kota Kediri, harus bekerja ekstra, memantau aktifitas kampanye, seluruh Partai Politik peserta Pemilu, karena hampir 80 persen tidak mengirim surat pemberitahuan.
Menurut Hasan Basri, Anggota Panwaslu Kota Kediri pemantauan secara aktif dilakukan Panwaslu Kota Kediri, bekerjasama dengan Panwascam di 3 Kecamatan di Kota Kediri. Petugas langsung terjun ke lapangan, untuk memantau setiap aktifitas kampanye, yang dilakukan caleg dan Partai Politik.
Panwaslu Kota Kediri, juga tetap membiarkan aktifitas kampanye yang dilakukan tanpa surat ijin pemberitahuan. Dengan catatan, selama kampanye berlangsung, tidak ditemukan pelanggaran. Hasan Basri mengatakan, Panwaslu Kota Kediri, terpaksa harus pro aktif mencari informasi dan memantau setiap kegiatan kampanye, dalam bentuk apapun.. “kita yang aktif pantau kampanye”, ujar Hasan Basri
Hasan Basri menambahkan, selama 4 hari masa kampanye, Panwaslu Kota Kediri mencatat, terjadi 5 pelanggaran. Partai Golkar 3 pelanggaran, dugaan money politik, menggunakan gedung sekolah untuk kampanye, serta mencantumkan jabatan dalam baliho caleg, dari PAN caleg menggunakan kegiatan fogging untuk bagi bagi stiker, dan sisanya pelanggaran administrasi. (nal)

Kamis, 19 Februari 2009

KPU KEDIRI KURANG LOGISTIK

Logistik Pemilu KPU Kota Kediri, Tak Lengkap
Kediri-Menjelang Pemilu Legisltaif 9 April mendatang, di Kota Kediri, hingga saat ini Logistik yang datang ke Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Kediri baru tinta, lainnya belum datang. Diperkirakan sebulan menjelang hari pelaksanaan semua logistik
Menurut juru bicara KPU Kota Kediri Kristianto Gunadi, pihaknya tidak kuatir meski semua perlenglapan Pemilu darai pusat belum terkirim. Gunadi yakin, semua akan di kirim sebulan menjelang hari pemilihan. “Meski saat ini belum lengkap, namun semuanya pasti akan terpenuhi”, ujar Kristianto Gunadi..

Sedangkan di Kabupaten Kediri, menjelang pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) calon anggota legislatif (caleg) DPRD, DPP. DPR RI, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten kekurangan ribuan kota dan bilik suara. KPU Kabupaten saat ini masih mengajukan ke Propinsi untuk menambah Kota da bilik agar tak mengganggu Pemilu Legislatih.
Menurut Ketua KPU Kabupaten Kediri Agus Edi Winarto, di KPU Kabupaten Kediri, kebutuhan untuk kotak suara sebanyak 16.492 kotak, sementara kotak suara yang tersedia dalam kondisi baik hanya Rp 15.085, sehingga harus menambah sebanyak 1.407 kotak.Sementara itu, untuk bilik suara sebanyak 13.641 bilik dalam kondisi baik, sedangkan jumlah yang dibutuhkan adalah 16.388, sehingga harus ada penambahan sebanyak 2.747 bilik suara.Agus Edi menjelaskan, kekurangan logistik di KPU Kabupaten Kediri tersebut, dikarenakan dua hal yakni, adanya pertambahan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari 2.600 TPS pada Pilihan Gubernur (Pilgub) putaran II kemarin, menjadi 4.097 TPS untuk Pileg mendatang. "Sebelumnya, untuk tiap kecamatan hanya butuh 2 kotak suara, sekarang harus 4 kotak suara,"tandas Agus Edi.

Penyebab kedua, adanya kerusakan sejumlah logistik yang berada di gudang KPU Kabupaten Kediri. Namun demikian, Agus Edi, belum dapat menyebutkan angka kerusakan dari logistik sisa Pilgub putaran II kemarin. "Yang penting ada, namun jumlah yang rusak saya tidak terlalu paham. Kerusakan pada kunci, kondisi kotak, dan bentuk kotak yang ringsek,"imbuhnya. Agus
Agar tidak mengganggu proses persiapan sampai pada (H-10), pihaknya langsung mengajukan kekurangan itu ke KPU Provinsi. "Batas akhir persiapan pemilu adalah (H-10), atau sepuluh hari sebelum tanggal 9 April 2009 mendatang. Semuanya harus sudah siap, dan tidak ada masalah,"tegas Ketua KPU Kabupaten Kediri Agus Edi Winarto. (nal) Kebakaran Landa Kediri
Kediri,-Kebakaran hebat terjadi di Dusun Belor, Desa Bendo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Kamis (19/2/2009) dini hari. Tiga buah kandang ayam ludes dilalap si jago merah.Beruntung, dalam insiden kebakaran itu tidak menelan korban jiwa, namun sebanyak 15.200 ekor ayam terpanggang. kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.Tiga kandang ayam yang terbakar yaitu, dua kandang milik Hj Imtorika (60), ibu dari Kepala Desa (Kades) Bendo Ali Muhson, dan sebuah lagi kandang milik Imam Turmudi (41), warga Dusun Bendosari, Desa Bendo, Pare, masing-masing berisi sekitar 5.000 ekor ayam potong.Menurut keterangan Sudarman (25), salah satu pekerja, kejadian diketahui sekitar pukul 01.00 WIB. "Saya melihat api berkobar di kandang milik Imtorika, lantas saya memberitahu Nanang (26), teman saya,"ujarnya.Karena angina kencang, jilatan api yang berasal di kandang sebelah selatan itu, kemudian merambah ke dua kandang ayam yang berada di dekatnya. Para pekerja yang panik, hanya mampu menyiramkan air, dari timba untuk memadamkan api.Kejadian itu sempat menjadi perhatian massa, karena warga datang mengepung kandang ayam yang berada di area persawahan tersebut. Kurang lebih dua jam kemudian, mobil pemadam dari PMK datang ke lokasi.Tidak lama berselang, akhirnya api berhasil dipadamkan. Namun, saat itu tiga kandang yang terbuat dari kayu, dan atap rumbai itu sudah ludes, dan rata dengan tanam. "Tidak ada yang tersisa, kecuali abu dari sisa kebakaran itu,"sahut Nanang.Sementara itu, Kapolsekta Pare AKP Agus Garbo mengatakan, diduga api berasal dari oven, penghangat anak ayam. Dari penghangat yang terbuat dari arang di kandang itu, api merember, lalu menjalar ke kandang lainnya. (nal)
=====
Presdir GG Ganti
Kediri- PT Gudang Garam Tbk Kediri menunjuk Susilo Wonowidjojo menjadi Presiden Direktur (Presdir) yang baru. Posisi sebelumnya dipegang Djajusman Surjowijono yang mengundurkan diri."Dalam RUPS 17 Februari 2009, pemegang saham menyetujui penunjukan Susilo Wonowidjojo sebagai presdir yang baru," kata Corporate Secretary PT Gudang Garam Tbk, Heru Budiman .Selain menunjuk Presidir GGRM yang baru, RUPS juga menyetujui pengangkatan presiden komisaris yang baru. Juni Setiawati Wonowidjojo ditunjuk sebagai presiden komisaris menggantikan Rachman Halim yang telah meninggal dunia. (nal)

Senin, 09 Februari 2009

Senin, 19 Januari 2009

PKNU KUNJUNGI NU KABUPATEN KEDIRI

PKNU, Kunjungi DPC NU Kabupaten Kediri i
Kediri,-Dewan Pinpinan Cabang Nahdatul Ulama (DPC NU) Kabupaten Kediri, meminta Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Kabupaten Kediri untuk mengajak warga di luar NU memilih PKNU. Pasalnya saat ini banyak warga NU yang menjadi sasaran partai lain di luar NU.
Menurut ketua DPC NU Kabupaten Kediri KH Nadjib Zamzami, warga NU yang di pengaruhi partai lain, disebabkan karena partai lain yang mengajak warga NU tersebut pofesional. Sebagai gantinya, PKNU, yang dekat dengan NU agar melakukan ajakan pada masyarakat luar NU untuk mendukung NU. “Kami pengurus NU menganjurkan pada PKNU, untuk mencari pendukung sebanyak banyaknya dari warga masyarakat di luar NU”, ujar Najib Zamzami.
Nadjib berpesan dalam Pemilihan Umum Legislatif 9 april 2009 nanti, para caleg PKNU, jangan sampai menunggangi kegiatan rutin NU, seperti yasinan, pengajian ahad pagi, dzibaan, barzanji, dan kegiaatan yang secara rutin dilakukan warga NU tingkat ranting hingga DPC. Jika akan sosialisasi, sebaiknya warga NU di undang ke rumah caleg agar, kegiatan rutin NU tidak tergannggu. “Kami meminta agar semua kegiatan rutinan NU, baik ditingkat ranting hingga kabupaten, tidak digunakan untuk ajang kampanye atau sosialisasi”, tegas Nadjib Zamzami
Hal yang sama juga di katakana KH Zainuri Faqih Syuriah NU yang meyatakan bahwa partai partai yang muncul dari, NU, jangan hanya berebut di satu ladang, kalau itu terjadi ibaratnya seperti istilah Jawa yang bunyinya “Kurang ladang kakehan tandang”. Artinya lahan kurang, pegawainya berlimpah. Karena itu Zainuri menyarankan agar PKNU, bertindak lebh luas, tidak hanya warga NU saja yang jadi sasaran. “Kalau hanya orang NU saja yang di jadikan lahan, maka akan terjadi gesekan”, ujar Zainuri Faqih.
Sementara ketua DPC PKNU Kabupaten Kediri, Romadlon Sukardi, menjelaskan, sebagai partai yang sangat dekat dengan NU, dari pusat hingga ranting, sudah sewajarnya jika bersilaturahim ke kantong kantong NU. Partai Nasioanl Kebangkitan Nasioanl Umat di Kabupaten Kediri berdiri pada bulan Juli 2008, karena itu PKNU , butuh dukuangan dari semuakalangan agar tidak tertinggal dengan partai lain. Kunjungan ke kantor PCNU Kabupaten Kediri bertujuan minta nasehat dan arahan-arahan dari PCNU sebagai bekal para politisi dan calon legislatif (caleg) PKNU yang nantinya akan berkiprah membangun bangsa dan Negara “Kita hanya ingin minta nasehat dari para pengurus NU kabupaten Kediri untuk bekal para caleg”, ujar Romadlon Sukardi.
Dsisinggung mengenai target perolehan kursi legislatif, dirinya optimis PKNU akan mendapat 25 persen dari 50 kursi legislatif di DPRD Kabupaten Kediri pada Pemilu Legislatif (Pilleg) mendatang, “Paling tidak kami menargetkan 25 persen dari 50 kursi DPRD Kabupaten Kediri”.ujar Romadlon.
Dalam pertemuan di kantor NU Kabupaten Kediri, jajaran pengurus NU yang menemui diantaranya, KH Sulaiman Lubis (wakil Bupati Kediri) mewakili Muhtasar NU, KH Zainuri Faqih (Ketua Syuriah NU) diamping KH Ahmadi, KH Abi Musa, KH Thohaudin, KH Irfan (Khatib NU), KH Abdul Halim Muhtar, H. Maskuri, Haruan Al Rasyid, (sekretaris Tanfidz), Chumaidi, Ahlis dan Mahyudin.
Sedangkan dari PKNU, diantaranya KH Ilman Nafia (Muhtasar). Romadlon Sukardi (ketua), Sabarudin, KH Atoillah, Nyai Masrifah, (wakil ketua), KH Mahmud, KH. Ihsan. Dari Dewan Syuro (KH Asrofi), Sekratris dewan suro kyai Maksum, wakil sekretaris Miftahul Ahyar, Bendahara Ali Imron, serta pengurus lainnya, yang berjumah sekitar 22 orang. (nal)

Selasa, 16 Desember 2008

DASAR FILSAFAT ILMU

DASAR-DASAR ILMU

A. Ontologi
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Awal mula alam pikiran Yunani telah menunjukkan munculnya perenungan di bidang ontologi. Yang tertua di antara segenap filsafat Yunani yang kita kenal adalah Thales. Atas perenungannya terhadap air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula dari segala sesuatu.
Dalam persoalan ontologi orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini? Pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang pertama, kenyataan yang berupa materi (kebenaran) dan kedua, kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan).
Pembicaraan tentang hakikat sangatlah luas sekali, yaitu segala yang ada dan yang mungkin ada. Hakikat adalah realitas; realita adalah ke-real-an, Riil artinya kenyataan yang sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga bukan kenyataan yang berubah.
Ahmad Tafsir mencontohkan tentang hakikat makna demokrasi dan fatamorgana. Pada hakikatnya pemerintahan demokratis menghargai pendapat rakyat. Mungkin orang pernah menyaksikan pemerintahan itu melakukan tindakan sewenang-wenang tidak menghargai pendapat rakyat. Itu hanyalah keadaan sementara, bukan hakiki, yang hakiki pemerintahan itu demokratis. Tentang hakikat yang hakiki dicontohkan, kita melihat suatu objek fatamorgana. Apakah real atau tidak? Tidak, fatamorgana itu bukan hakikat, hakikat fatamorgana itu ialah tidak ada.[1]
Pembahasan tentang ontologi sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab “apa” yang menurut Aristoteles merupakan The First Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda.[2] Untuk lebih jelasnya penulis mengemukakan pengertian dan aliran pemikiran dalam ontologi ini.
Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani: On = being, dan Logos = logic. Jadi Ontologi adalah The theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan).[3] Louis O. Kattsoff dalam Elements of Filosophy mengatakan ontologi itu mencari ultimate reality dan menceritakan bahwa di antara contoh pemikiran ontologi adalah pemikiran Thales, yang berpendapat bahwa airlah yang menjadi ultimate subtance yang mengeluarkan semua benda. Jadi asal semua benda hanya satu saja yaitu air.[4]
Noeng Muhajir dalama bukunya Filsafat Ilmu mengatakan, ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam rumusan Lorens Bagus, menjelaskan yang ada yang meliputi semua realita dalam semua bentuknya.[5] Sedangkan menurut Jujun S. Suriasumantri dalam Pengantar Ilmu dalam Perspektif mengatakan, ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”.[6]
Sementara itu, A. Dardari dalam bukunya Humaniora, Filsafat dan Logika mengatakan, ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda di mana entitas dari kategori-kategori yang logis yang berlainan (objek-objek fisis, hal universal, abstraksi) dapat dikatakan ada; dalam kerangka tradisional ontologi dianggap sebagai teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ada, sedangkan dalam hal pemakaiannya akhir-akhir ini ontologi dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada.[7]
Sidi gazalba dalam bukunya Sistematika Filsafat mengatakan, ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir dari kenyataan. Karena itu ia disebut ilmu hakikat., hakikat yang bergantung pada pengetahuan. Dalam agama ontologi memikirkan tentang Tuhan.[8]
Amsal Bakhtiar dalam bukunya Filsafat Agama I mengatakan ontologi berasal dari kata ontos = sesuatu yang berwujud. Ontologi adalah teori/ilmu tentang wujud, tentang hakikat yang ada. Ontologi tidak banyak berdasar pada alam nyata, tetapi berdasar pada logika semata-mata.[9]
Dari beberapa pengetahuan di atas dapat disimpulkan bahwa :
Menurut bahasa, ontologi ialah berasal dari bahsa Yunani yaitu, On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak.
Term ontologi pertama kali diperkenbalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M. Untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam perkembangannya Cristian Wolff (1679-1754 M) membagi metafisis menjadi dua, Yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum dimaksudkan sebagai istilah lain dari ontologi. Dengan demikian, metafisika umum atau ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedang metafisika khusus masih dibagi lagi menjadi kosmologi, psikologi, dan teologi.
Kosmologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan tentang alam semesta. Psikologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan tentang jiwa manusia. Teologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membicarakan Tuhan.[10]
Di dalam pemahaman ontologi dapat dikemukakan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut :
1. Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Haruslah salah satunya merupakan sumber yang pokok dan dominan menentukan perkembangan yang lainnya. Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebut dengan Block Universe.[11] Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran :
a. Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohami. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta.[12] Yang ada hanyalah materi yang lainnya jiwa dan ruh tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa atau ruh itu hanyalah merupakan akibat saja dari proses gerakan kebenaran dengan salah satu cara tertentu.
Kalau dikatakan bahwa materialisme sering disebut naturalisme, sebenarnya ada sedikit perbedaan di antara dua paham itu. Namun begitu, materialisme dapat dianggap suatu penampakan diri dari naturalisme.[13] Naturalisme berpendapat bahwa alam saja yang ada., yang lainnya di luar alam tidak ada.[14] Yang dimaksud alam disini ialah segala-galanya, meliputi benda dan ruh. Jadi benda dan ruh sama nilainya dianggap sebagai alam yang satu. Sebaliknya, materialisme menganggap ruh adalah kejadian dari benda. Jadi tidak sama nilai benda dan ruh seperti dalam naturalisme.
Dari segi dimensinya, paham ini sering dikaitkan dengan teori Atomisme. Menurut teori ini semua materi tersusun dari sejumlah bahan yang disebut unsur. Unsur-unsur itu bersifat tetap, tak dapat dirusakkan. Bagian-bagian yang terkecil dari unsur itulah yang dinamakan atom-atom. Atom dari unsur sama rupanya sama pula, dan sebaliknya. Namun perbedaan hanya mengenai berat dan besarnya. Mereka bisa bersatu menjadi molekul yang terkecil dari atom-atom itu. Selanjutnya atom atom dengan kesatuannya molekul-molekul itu bergerak terus menuruti undang-undang tertentu.[15] Jadi materialisme menganggap bahwa kenyatan ini merupakan suatu mekanis seperti suatu mesin yang besar.
Aliran pemikiran ini dipelopori oleh bapak filsafat yaitu Thales (624-546 SM). Ia berpendapat bahwa unsur asal adalah air karena pentingnya bagi kehidupan.[16] Anaximander (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal itu adalah udara dengan alasan bahwa udara adalah merupakan sumber dari segala kehidupan.[17] Demokritos (460-370 SM) berpendapat bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atom yang banyak jumlahnya, tak dapat dihitung dan amat halus. Atom-atom inilah yang merupakan asal kejadian alam.[18]
Dalam perkembangannya, sebagai aliran yang peling tua, paham ini timbul dan tenggelam seiring roda kehidupan manusia yang selalu diwarnai dengan filsafat dan agama. Alasan mengapa aliran ini berkembang sehingga memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah :[19]
1) Pada pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat diraba, biasanya dijadikan kebenaran terakhir. Pikiran sederhana tidak mampu memikirkan sesuatu di luar ruang yang abstrak.
2) Penemuan-penemuan menunjukkan betapa bergantungnya jiwa pada badan. Oleh sebab itu, peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani. Jasmani lebih menonjol dalam peristiwa ini.
3) Dalam sejarahnya manusia memang bergantung pada benda seperti pada padi. Dewi Sri dan Tuhan muncul dari situ. Kesemuanya ini memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah benda.
b. Idealisme
Sebagai lawan materialisme adalah aliran idealisme yang dinamakan juga dengan spritualisme. Idealisme berarti seba cita, sedang spritualisme berarti seba ruh,
Idealisme diambil dari kata “Idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan ruhani.[20]
Alasan aliran ini yang menyatakan bahwa hakikat benda adalah ruhani, spirit atau sebangsanya adalah :
1) Nilai ruh lebih tinggi dari pada badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia. Ruh itu dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya. Sehingga materi hanyalah badannya, bayangan atau penjelmaan saja.
2) Manusia lebih dapat memahami dirinya dari pada dunia luar dirinya.
3) Materi ialah kumpulan energi yang menempati ruang. Benda tidak ada, yang ada energi itu saja.[21]
Materi bagi penganut idealisme sebenarnya tidak ada. Segala kenyataan ini termasuk kenyataan manusia adalah sebagai ruh. Ruh itu tidak hanya menguasai manusia perorangan, tetapi juga kebudayaan. Jadi kebudayaan adalah perwujudan dari alam sita-cita itu adalah ruhani. Karenanya aliran ini dapat disebut idealisme dan dapat disebut spritualisme.
Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui pada ajaran Plato (428-348 SM) denga teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di alam mesti ada idenya, yaitu konsep universal dari tiap sesuatu.[22] Alam nyata yang menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu. Jadi idelah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu.[23] Dalam menjelaskan hakikat ide tersebut Plato mengarang mitos penunggu gua yang dimuatnya di dalam dialog politea yang dikutipkan sebagai berikut ini :
Manusia dapat dibandingkan dengan orang-orang tahanan yang sejak lahirnya terkurung dan terbelenggu di dalam gua. Di belakang mereka ada api menyala sementara mereka hanya dapat mengharap ke dinding gua. Beberapa orang budak belian berjalan-jalan di depan api itu sambil memikul bermacam-macam benda. Hal itu mengakibatkan bermacam-macam bayangan yang jatuh pada dinding gua. Karena orang-orang tahanan itu tidak dapat melihat ke belakang, Mereka hanya menyaksikan bayangan, dan bayangan itu disangka mereka sebagai realitas yang sebenarnya dan tidak ada lagi realitas. Namun setelah beberapa waktu seorang tahanan dilepaskan. Ia melihat di belakang mereka, yaitu di mulut gua, ada api yang menyala. Ia mulai memperkirakan, bahwa bayangan-bayangan yang disaksikan mereka tadi bukanlah realita yang sebenarnya. Lalu ia diantar keluar gua, dan ia melihat matahari yang menyilaukan matanya. Mula-mula ia berpikir, bahwa ia sudah meninggalkan realitas. Namun berangsur-angsur ia pun menginsafi bahwa justru itulah ralitas yang sebenarnya, dan ia menyadari bahwa dulu ia belum pernah menyaksikannya. Lalu ia kembali ke dalam gua, ya, ke tempat kawan-kawannya yang masih diikat di situ. Ia bercerita kepada teman-temannya bahwa yang dilihat mereka pada dinding gua itu bukanlah realitas yag sebenarnya, melainkan hanyalah bayangan. Namun, kawan-kawannya tidak mempercayai perkataannya, dan seandainya mereka tidak terbelenggu, pasti ia akan membunuh siapa saja yang mencoba melepaskan mereka dari belenggunya. Kalimat terakhir ini mengisahkan kematian Socrates.[24]
Penjelasan mitos ini adalah bahwa gua adalah dunia yang dapat ditangkap oleh indera. Kebanyakan orang dapat diumpamakan orang tahanan yang terbelenggu, mereka menerima pengalaman spontan begitu saja. Namun ada beberapa orang yang mulai memperkirakan bahwa realitas inderawi adalah bayangan, mereka adalah filosof. Mula-mula mereka merasa heran sekali, tetapi berangsur-angsur mereka menemukan ide “yang baik” (matahari) sebagai realitas tertinggi. Untuk mencapai kebenaran yang sebenarnya itu manusia harus mampu melepaskan diri dari pengaruh indera yang menyesatkan itu.
Aristoteles (384-322 SM) memberikan sifat keruhanian dengan ajarannya yang menggambarkan alam ide itu sebagai sesuatu tenaga yang berada dalam benda-benda itu sendiri dan menjalankan pengaruhnya dari dalam benda itu.[25]
Pada filsafat modern, pandangan ini mula-mula kelihatan pada George Barkeley (1685-1753 M) yang menyatakan objek-objek fisis adalah ide-ide. Kemudian Immanuel Kant (1724-1804 M), Fichte (1762-1814 M), Hegel (1770-1831 M), dan Schelling (1775-1854).[26]

2. Dualisme
Setelah kita memahami bahwa hakikat itu satu (monisme) baik materi ataupun ruhani, ada juga pandangan yang mengatakan bahwa hakikat itu ada dua. Aliran ini disebut dualisme. Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit. Materi buka muncul dari ruh, dan bukan muncul dari benda. Sama-sama hakikat. Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama asli dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan kehidupan dalamalamini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia.[27]
Tokoh paham ini adalah Descartes (1596-1650 M) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern. Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (ruhani) dan dunia ruang (kebendaan). Ini tercantum dalam bukunya Discours De La Methode (1637) dan Meditations De Prima Philosophia (1641). Dalam bukunya ini pula ia menuangkan metodenya yang terkenal dengan Cogito Descartes (metode keraguan Descartes/Cartesian Doubt). Di samping Descartes, ada juga Benedictus De Spinoza (1632-1677 M), dan Gitifried Wilhelm Von Leibniz(1646-1716 M).[28]
Descartes meragukan segala sesuatu yang dapat diragukan . Mula-mula ia mencoba meragukan semua yang dapat diindera, objek yang sebenarnya tidak mungkin diragukan. Dia meragukan badannya sendiri. Karagauan itu menjadi mungkin karena pada pengalaman mimpi, halusinasi, ilusi, dan juga pada pengalaman dengan ruh halus ada yang sebenarnya itu tidak jelas. Pada empat keadaan seseorang dapat mengalami sesuatu seolah-olah dalam keadaan yang sesungguhnya. Di dalam mimpi seolah-olah seseorang mengalami sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi persis seperti tidak mimpi (jaga), begitu pula pada pengalaman halusinasi, ilusi, dan kenyataan gaib. Tida ada batas yang tegas antara mimpi dan jaga. Akibatnya ia menyatakan bahwa ada satu yang tidak dapat diragukan yaitu saya sedang ragu. Boleh saja badan saya ini saya ragukan adanya, hanya bayangan, misalnya atau hanya seperti dalam mimpi, tetapi mengenai saya sedang ragu benar-benar tidak dapat diragukan adanya.
Aku yang sedang ragu ini disebabkan oleh aku berpikir. Kalau begitu aku berpikir pasti ada dan benar. Jika berpikir ada, berarti aku ada sebab yang berpikir itu aku. Cogito Ego Sum, aku berpikir jadi aku ada. Paham ini kemudia terkenal dengan rasionalisme, yaitu paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan.[29]
Umumnya manusia tidak akan mengalami kesulitan untuk menerima prinsip dualisme ini, karena setiap kenyataan lahir dapat segegra ditangkap oleh pancaindera kita, sedang kenyataan batin dapat segera diakui adanya oleh akal dan perasaan hidup.

3. Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata.[30] Pluralisme dan Dictionary of Philosophy dan Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan bahw a kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu berbentuk dan terdiri dari 4 unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara.[31]
Tokoh modern aliran ini adalah William James (1842-1910 M)., kelahiran New York dan terkenal sebagai seorang psikolog dan filosof Amerika. Dalam bukunya The Meaning of Truth, James mengemukakan, tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, lepas dari akal yang mengenal. Sebab pengalaman kita berjalan terus, dan segala yang kita anggap benar dalam perkembangan pengalaman itu senantiasa berubah, karena dalam praktiknya apa yang kita anggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutnya. Oleh karena itu, tiada kebenaran yang mutlak yang ada adalah kebenaran-kebenaran yaitu apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman yang khusus yang setiap kali dapat diubah oleh pengalaman berikutnya.[32] Kenyataan terdiri dari banyak kawasan yang berdiri sendiri. Dunia bukanlah suatu universum, melainkan suatu multi-versum.[33] Dunia adalah suatu dunia yang terdiri dari banyak hal yang beraneka ragam atau pluralis.

4. Nihilisme
Nihilisme berasal dari Bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang positif. Istilah nihilisme diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev dalam novelnya Fathers and Children yang ditulisnya pada tahun 1862 di Rusia. Dalam novel itu Bazarov sebagai tokoh sentral mengatakan lemahnya kutukan ketika ia menerima ide nihilisme.[34]
Doktrin tentang nihilisme sebenarnya sudah ada semenjak zaman Yunani Kuno, yaitu pada pandangan Gorgias (483-360 SM) yang memberikan tiga proporsi tentang realitas. Pertama, tidak ada sesuatu pun yang eksis. Realitas itu sebenarnya tidak ada. Bukanlah Zeno juga pernah sampai pada kesimpulan bahwa hasil pemikiran itu selalu tiba pada paradoks. Kita harus menyatakan bahwa realitas itu tunggal dan banyak, terbatas dan tak terbatas, dicipta dan tak dicipta, karena kontradiksi tidak dapat diterima, maka pemikiran lebih baik tidak menyatakan apa-apa tentang realitas. Kedua, bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui. Ini disebabkan oleh pengindraan itu tidak dapat dipercaya, penginderaan itu ssumber ilusi. Akal juga tidak mampu meyakinkan kita tentang bahan alam semesta ini karena kita telah dikungkung oleh dilema subjektif. Kita berpikir sesuai dengan kemauan. Ide kita, yang kita terapkan pada fenomena. Ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui,ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.[35]
Tokoh lain aliran ini adalah Friedrich Nietzzche (1844-1900 M). di lahirkan di Rocken di Prusia, dari keluarga pendeta. Dalam pandangannya bahwa “Allah sudah mati”, Allah Kristiani dengan segala perintah dan larangannya sudah tidak merupakan rintangan lagi. Dunia terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia. Mata manusia tidak lagi diarahkan pad asuatu dunia di belakang atau diatas dunia di mana ia hidup. Nietsche mengakui bahwa pada kenyataannya moral di Eropa sebagaian besar masih bersandar pda nilai-nilai Kristiani. Tetapi tidak dapat dihindarkan bahwa nilai-nilai itu akan lenyap. Dengan sendirinya itu manusia modern ternacam nihilisme. Dengan demikian ia sendiri harus mengatasi bahaya itu dengan menciptakan nilai-nilai baru, dengan transvaluasi semua nilai.[36]

5. Agnostisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat ruhani. Kata Agnosticisme berasal dari bahasa Grik Agnostos yang berarti unknown. A artinya not, Gno artinya know.[37]
Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal. Aliran ini dengan tegas selalu menyangkal adanya suatu kenyataan mutlak yang bersifat trancendent.[38]
Aliran ini dapat kita temui dalam filsafat eksistensi dengan tokoh-tokohnya seperti, Soren Kierkegard, Heidegger, Sartre, dan Karl Jaspers. Soren Kierkegard (1813-1855 M) yang terkenal dengan julukan sebagai bapak filsafat Eksistensialisme menyatakan, manusia tidak pernah hidup sebagai suatu aku umum, tetapi sebagai aku individual yang sama sekali unik dan tidak dapat dijabarkan ke dalam sesuatu yang lain.[39]
Sementara itu, Martin Heidegger (1889-1976 M), seorang filosof Jerman mengatakan, satu-satunya yang ada itu ialah manusia, karena hanya manusialah yang dapat memahami dirinya sendiri. Jadi dunia ini adalah bagi manusia tidak ada persoalan bagi alam metafisika.[40]
Pada pemahaman lainya, Jean Paul Sartre (1905-1980 M), seorang filosof dan sastrawan Perancis yang ateis sangat terpengaruh dengan pikiran ateisnya mengatakan bahwa manusia selalu menyangkal. Hakikat beradanya manusia bukan etre (ada) melainkan a etre (akan atau sedang). Segala perbuatan manusia tanpa tujuan karena tidak ada yang tetap (selalu disangkal).[41] Segala sesuatu mengalami kegagalan. Das sein (ada/berada) dalam cakrawala gagal. Ternyata segala macam nilai hanya terbatas saja. Manusia tidak boleh mencari dan mengusahakan kegagalan dan keruntuhan. Sebab hal itu bukanlah hal yang asli. Kegagalan dan keruntuhan itu mewujudkan tulisan sandi (chiffre) sempurna dari “ada”. Di dalam kegagalan dan keruntuhan itu orang mengalami “ada” mengalami yang transenden.[42]
Karl Jaspers (1883-1969 M) menyangkal adanya suatu kenyataan yang transenden. Yang mungkin itu hanyalah manusia berusaha mengatasi dirinya sendiri dengan membawakan dirinya yang belum sadar kepada kesadaran yang sejati, namun suatu yang mutlak (trancendent) itu tidak ada sama sekali.[43]
Jadi Agnostisisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakikat benda baik materi maupun ruhani. Aliran ini mirip dengan skeptisme yang berpendapat bahwa manusia diragukan kemampuannya mengetahui hakikat.[44] Namun tampaknya agnostisme lebih dari itu karena menyerah sama sekali.
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung: Rosdakarya, 2002), hlm. 24.

[2] Romdon, Ajaran Ontologi Aliran Kebatinan, (Jakarta: Rajawali Press, ed. I, cet. I, 1996), hlm. X.

[3] Lih. James K. Feibleman, Ontologi dalam Dagobert D. Runes (ed), Dictinary Philoshopy, (Totowa New Jersey : Little Adam & Co., 1976), hlm. 219.

[4] Louis O. Katsoff, Element of philosophy, (New York: The Roland Press company, 1953), hlm. 178.

[5] Noeng Muhajir, Filsafat Ilmu, Positivisme, dan Post Modernisme, (Yokyakaarta: Rekesarin, ed. II., cet. I, 2001), hlm. 57.

[6] Jujun S. Suriasumantri. Tentang Hakikat Ilmu, dalam Ilmu dalam Perspektif, (Jakarta: Gramedia, cet. VI, 1985), hlm. 5.

[7] A. Dardiri, Humaniora, Filsafat, dan Logika, (Jakarta: Rajawali , ed. I, cet. I. 1986), hlm. 17.

[8] Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, pengantar kepada Teori Pengetahuan Buku II, (Jakarta: Bulan Bintang, cet. I. 1973), hlm. 106.

[9] Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, cet. I. 1997), hlm. 169.

[10] Paul Edward, (ED), The Ancyclopedia of Philosofhy, (New York: Mac Millan Publishing Co., ed. II, 1972), hlm. 542.

[11] Ibid, hlm. 363.

[12] Sunarto, Pemikiran Tentang Kefilsafatan Indonesia, (Yokyakarta: Andi Offset, 1983), hlm. 70.

[13] Hasbullah Bakry, Op.cit., hlm. 52.

[14] Louis O. Kattsoff, Element of Philosophy, terj. Soejono Soemargono, Pengantar Filsafat, (Yokyakarta: Tiara Wacana, cet. VII. 1996), hlm. 216.

[15] Hasbullah Bakry, Op. cit., hlm. 53.

[16] Ahmad Tafsir, Op.cit., hlm. 29.

[17] Ibid.

[18] Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), hlm. 64.

[19] Ahmat Tafsir, Op.cit, hlm. 29.

[20] Hasbullah bakry, op. cit., hlm. 56. Lih. Juga Sunoto, op. cit., hlm. 70.

[21] Ahmad Tafsir, op. cit., hlm. 30.

[22] Ahmad Bakhtiar, op. cit., hlm. 169.

[23] Harun Nasution, Filsafat Agama, (Jakarta : Bulan Bintang , 1982), hlm . 53.

[24] Ahmad Tafsir, op. cit., hlm. 56-57.

[25] Hasbullan Bakry, hlm. 57.

[26] Keterangan lebih lengkap tentang pandangan idealismemereka dapat dilihat pada A. Tafsir, hlm. 144-172.

[27] Ibid, hlm. 51, lih juga A. Tafsir, op. cit., hlm 30.

[28] Penjelasan lebih mendekati lihat Harun hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Yokyakarta: Kanisius, cet. 18, 2002), hlm. 18.

[29] Ibid, lih. Juga K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yokyakarta: Kanisius, cet. 18, 2001), hlm. 45.

[30] Sunarto, op. cit., hlm. 71.

[31] William L. reese, Dictionary of Philosophy and Religion, Eastem and Western Thought, (New York: Humanity Books, 1996), hlm. 591.

[32] Harun Hadiwijono, op. cit., hlm. 132.

[33] Ibid, hlm. 133.

[34] Paul Edwards (ed), op. cit., hlm. 515.

[35] A. Tafsir, op. cit., hlm. 515.

[36] K. Bertens, op. cit., hlm. 89.

[37] A. Tafsir, op.cit. hlm. 30.

[38] Hasbullah Bakry, op. cit.,hlm. 60.

[39] A. Tafsir, op, cit., hlm. 222.

[40] Hasbullah bakry, op. cit., hlm. 60.

[41] A. Tafsir, op. cit., hlm. 229.

[42] Keterangan lebih mendalam lihat Muzairi, Eksistensialisme Jean Paul Sartre, Sumur tanpa Dasar kebebasan manusia, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, cet. I, 2002), hlm. 131.

[43] Hasbullah Bakry, op. cit., hlm. 60.

[44] A. Tafsir, op. cit., hlm. 30

Sabtu, 18 Oktober 2008

H. Zainal Arifin, SS, MPdI
FILSAFAT ILMU
Sebuah
Pengantar






















Diterbitkan oleh: Lembaga Masyarakat Informasi Peranserta Kediri
Tahun 2008


Pertemuan / Kuliah pertama
Pengantar Filsafat Ilmu
A. Pengertian Filsafat
Dari bahasa.
Filsafat berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata Philo dan Sophia. Philo artinya cinta, Sophia artinya kebijakan. Jadi Philosophia berarti cinta kebijakan.
Cinta dalam arti luas bermakna ingin mencapai. Sophia atau bijaksana dalam arti luas yakni pandai atau pengertian yang mendalam. Jadi Philosophia itu keinginan untuk mencapai pengertian yang lebih mendalam. Atau ingin mencapai pandai (pinter). (Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, 1992:8).
Orang yang pertama kali memakai kata Philosophia adalah Phytagoras (572-497 SM). Ketika ditanya orang apakah ia seorang yang bijaksana, maka Phytagoras dengan rendah hati menjawab dengan menyebut dirinya sebagai Philosophos yakni pencinta kebijaksanaan (lover of wisdom). Selain itu ada juga banyak sumber yang menegaskan bahwa Sophia adalah mengandung arti yang lebih luas dari kebijaksanaan seperti, 1. kerajinan, 2. kebenaran pertama, 3. pengetahuan yang luas 4. kebajikan intelektual, 5. pertimbangan yang sehat, 6. kecerdikan dalam memutuskan hal yang praktis.
Dengan demikian asal mula dari kata filsafat itu sangat umum yang intinya adalah mencari keutamaan mental (the pussuit of mental excelence). Dalam bahasa Indonesia, kata Philosophia berubah menjadi filsafat. Dalam bahasa Arab falsafah, philosophy (Inggris), philosohia (Latin), philosophie (Jerman, Belanda, Perancis). (Filsafat Ilmu, tim dosen Filsafat Ilmu, UGM, 1996: 18).

B. Pengertian filsafat menurut istilah.
Melihat pengertian filsafat dari segi istilah berarti melihat filsafat dari segi definisi. Untuk membuat definisi suatu obyek harus tahu dulu konotasi obyek itu. Apakah definisi itu nanti akan dibahas lebih lanjut. Berikut beberapa definisi yang dikemukakan beberapa pengarang sesuai dengan konotasi yang ditangkap oleh para pengarang tersebut.
Menurut Poedjawijatno filsafat adalah sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. Lebih lengkap Peojowijatno mendefinisikan filsafat adalah ilmu yang mencari sebab yang sedalam-dalamnya sampai ke akar- akarnya (radikal) bagi segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, sejauh bisa di pikirkan manusia.
Menurut Hasbulah Bakri filsafat ialah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam mengenai ketuhanan alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimanana hakekatnya sejauh dapat dicapai akal pikiran manusia, dan bagaimana seharusnya sikap manusia, setelah mencapai pengetahuan tersebut.
Plato filosof idealis mengartikan, filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli atau yang sesunguhnya. Aristoteles filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung dalam metafisika, logika retorika ekonomi politik estitika. Al-Farabi mengatakan filsafat ialah pengetahuan tentang alam ujud bagaimana hakekatnya yang sebenarnya. Mulder dalam buku Pembimbing ke arah alam filsafat, terbitan tahun 1966, mengatakan filsafat adalah sebagai pemikiran teoritis tentang susunan kenyataan sebagai keseluruhan Perbedaan definisi itu menurut Abubakar Aceh (Sejarah Filsafat Islam, 1970:9), disebabkan karena berbedanya konotasi filsafat pada tokoh-tokoh itu karena beda keyakinan hidup yang dianut.
FILSAFAT ADALAH: PENELITIAN TERHADAP SEBAB TERAKHIR
FILSAFAT ADALAH: USAHA MANUSIA UNTUK MENDAPATKAN GAMBARAN SECARA KESELURUHAN TENTANG SEGALA SESUATU. (DH TITUS, dalam buku LIVING ISUES IN PHILOSOPHY)

Ciri Khas Berfikir secara Filosofis
Berfilsafat sama dengan berpikir namun tidak berarti bahwa setiap berpikir itu berfilsafat. Sebab berfikir secara filosofi itu memiliki ciri-ciri antara lain yakni:
1. Radikal
Radiks artinya akar, jadi berpikir secara radikal artinya berfikir sampai ke akar- akarnya. Berfikir sampai ke esensi, inti sari segala sesuatu, subtansi atau sampai ke hakekat barang sesuatu tersebut.
2. Universal
Artinya berfikir yang sampai ke hakeket tadi akan menemukan pengertian umum yang bisa diterima oleh setiap orang diseluruh dunia. Seperti misalkan kata manusia, manusia adalah mahluk yang berfikir. Pengertian umum tentang manusia itu bisa di terima oleh seluruh manusia di muka bumi.
3. Berfikir secara kefilsafatan dicirikan dengan berfikir konseptual artinya hasil generalisasi atau per-umuman.
4. Berfikir filosofis dicirikan dengan koheren dan konsisten, artinya berfikir yang sesuai dengan kaidah berfikir logis. Konsisten atau runtut artinya antara pendapat yang satu dengan lainnya tidak saling bertentangan.
5. Berfikir filosofis itu bersifat sistematis. Sistem artinya kebulatan unsur-unsur yang saling terkait berasal dari kata sistem.
6. Menyeluruh (Holistik/ Komprehensip).
Ilmuwan atau orang terpelajar tidak akan puas menerima yang ada di dirinya tentang ilmu yang ia miliki, ia akan mencoba untuk memandang suatu persoalan dengan lebih lengkap. Berfilsafat menurut Yuyun Suriasumantri, seperti orang yang ada di bumi berdiri lalu memandang ke atas dan melihat begitu luasnya alam semesta ia sadar bahwa dirinya hanya segelintir dibanding luasnya langit. Ia memandang langit yang penuh bintang, dan bertanya kenapa ada bintang berapa besar bintang itu dan pertanyaan lainnya.
Berfilsafat juga mirip dengan saat kita berdiri diatas bukit dan melihat ke ngarai pandangan begitu luas dan mencakup segala hal yang ada dilembah ngarai. Jadi ciri pertama berpikir filosofis adalah berfikir secara menyeluruh lengkap atau komprehensip tentang segala sesuatu secara menyeluruh. Seorang pelajar atau ilmuwan tidak akan puas dengan ilmu yang dimilikinya. Ia Ingin tahu kaitan ilmunya itu dengan moral, kaitan ilmu yang ia miliki dengan agama, ilmu yang ia dalami dengan bidang ilmu lainnya, ia ingin yakin apakah ilmu yang dimilikinya bisa membawa kebahagian untuk dirinya dan orang lain.
6. Ciri berfikir filsafat itu bebas, artinya bebas dari prasangka sosial, historis kultural dan religius.
7. Bertanggung jawab, maksudnya seorang filsosof bertanggung jawab pada dirinya sendiri atas pemikirannnya. (Filsafat Ilmu, Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, Liberty, hal 30).
8.Spekulatif menentukan awal dari sebuah pernyataan secara ngawur tapi tak terbantahkan kebenarannya mungkin salah mungkin benar. Misalkan Bumi lebih besar dari Matahari. Atau mentukan awal dari sebuah tahun baru. Atau awal dari sebuah lingkaran.

Membedakan Manusia Berdasarkan Pengetahuan yang Dimiliki.
Pertama, manusia yang tahu dirinya tahu (paling baik)
Kedua, manusia yang tahu dirinya tidak tahu (baik)
Ketiga, manusia yang tidak tahu dirinya tahu
Keempat manusia yang tidak tahu dirinya tidak tahu (terjelek)
Manusia jenis kedua akan bertanya cara meperoleh pengetahuan dengan benar. Jadi pengetahuan dimulai dari pertanyaan. Bagaimana cara saya untuk mendapatkan penetahuan yang benar? Jawabnya, ketahuilah apa yang engkau tahu dan ketahuilah apa yang engkau tidak tahu.
Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, sedangkan kepastian dimulai dari rasa was-was atau ragu-ragu atau skeptis.
Ber-filsafat dimulai dari rasa ingin tahu dan ragu-ragu. Berfilsafat menurut Jujun Suriasumantri didorong untuk mengetahui apa yang telah kita ketahui dan apa yang belum kita ketahui. Berfilsafat berarti kita merendahkan diri bahwa tidak semuanya kita ketahui apa-apa yang ada dialam semesta ini yang tak terbatas ini. Jadi berfilsafat adalah mengoreksi diri atau semacan kejujuran untuk berterus terang seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang sudah kita capai dan peroleh.
Ilmu merupakan jenis pengetahuan dari ribuan pengetahun lain yang ada. Padahal kita sudah merasa menguasai ilmu ilmu tersebut karena sejak SD kita sudah belajar dibangku sekolah utuk mendapatkan berbagai ilmu. Padahal sejak SD hingga ke Perguruan Tinggi kita sebenarnya tidak tahu apakah ilmu itu sebenarnya.
Jadi berfilsafat itu adalah:
1. Mengakui secara jujur bahwa kita tahu hanya sedikit pengetahuan yang kita miliki.
2. Kita belum tahu apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu?
3.Apakah ciri yang membedakan antara ilmu dengan pengetahuaan lain yang bukan ilmu?
4. Bagaimana saya bisa tahu bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar? 5. Kriteria apa yang kita pakai dalam menentukan kebenaran ilmia?
6. Mengapa kita mesti mempelajari ilmu?
7. Apakah kegunaan dari ilmu yang sebenarnya? (Yuyun Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Pustaka Sinar Harapan, 2000)

Bidang Telaah Filsafat
Apa saja sebenarnya bidang yang bisa ditelaah atau diselidiki secara filososfis. Yang ditelaah oleh filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan mungkin ada atau bisa dikatakan obyek materia yang diselidiki filsafat adalah semua yang ada dan mungkin ada. Contohnya seperti hakekat Tuhan, hakekat alam semesta, hakekat dunia, hakekat manusia, jiwa, roh, jasad, pikiran, sejarah ilmu, hukum dan sebagainya. Obyek materi tadi diselidiki dari sudut pandang (obyek forma) yang sedalam dalamnya atau radikal.

Arti Pengertian
Pengertian itu sama dengan konsep atau idea, yakni hasil tangkapan akal manusia mengenai suatu obyek baik materi maupun non materi. Idea berasal dari kata Yunani eidos artinya gambar. Gambar yang ada dalam otak yang belum diungkapkan atau dituangkan dalam bentuk kata kata itulah yang dinamakan ide atau konsep atau pengertian.
Dalam bahasa sehari-hari Contoh kata manusia, dengan adanya kata manusia akal pikiran terbayangkan, suatu gambaran tentang apa yang ditunjuk kata manusia. Gambaran yang ada dalam akal/budi/rasio/pikir/otak, inilah yang disebut pengertian. Sedangkan kata manusia adalah term. Simbol itu juga term misalkan simbol 2x2 =4. Sebelum di tuliskan namanya masih konsep atau pengertian jadi simbol simbol itu melambangkan dari apa yang dimaksud dua kali dua. Simbol dan lambang itu artinya sama, keduanya baru berfungsi jika manusia satu dan lainnya saling bersepakat tentang kegunaan dan makna dari simbol atau lambing tersebut.
Dalam bahasa buatan contoh istilah Demokrasi yang berasal dari bahasa Yunani demos berarti kekuasaan dan kratein berarti rakyat jadi demokrasi artinya kekuasaan ada ditangan rakyat. Apa yang dimaksudkan oleh istilah Demokrasi yang ada dalam otak itulah yang dinamakan pengertian, idea atau konsep. (Noor Bakri, Logika, 1986 :3)
Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dengan obyek / kebenaran obyektif.(Poejowijatno, Tahu dan Pengetahuan, Rineka Cipta, 1998: 16).
Sanksi adalah sikap mental pada sesuatu yang belum diyakini kebenarannya.
Kepercayaan adalah menerima kebenaran demi kewibawaan dari seorang ahli.
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia tentang segala hal/semua yang ada dalam otak/ Pengetahuan adalah hasil tahu manusia tentang segala hal)
Apakah tahu itu? Apa yang kita ketahui atau kita pahami atau kita mengerti
Bukti adalah tanda kebenaran. Supaya mendekati benar harus dikumpulkan banyak bukti-bukti.
Tanda: adalah ….
Simbol atau lambang: sesuatu yang menyatakan sesuatu
Berpikir: Proses bicara dengan dirinya sendiri dalam batin (Puspoprojo, Logika, Remaja Karya, Bandung, hal 6)
Ilmu: Adalah suatu kumpulan pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu yang merupakan suatu kesatuan yang tersusun secara sistemeatis serta memberikan penjelasan yang dipertangungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebabnya. (Puspoprojo, Logika, hal: 5).
Logika adalah ilmu dan kecakapan berpenalaran (berpikir dengan tepat). Logika sebagai ilmu merumuskan aturan untuk pemikiran yang tepat
Maksud pelajaran logika yakni untuk mewujudkan kecakapan penerapan aturan pemikiran yang tepat terhadap persoalan persoalan kongkrit yang kita hadapi serta pembentukan sikap ilmiah kritis dan obyektif.
====
Kuliah atau pertemuan kedua
Beda antara Ilmu Pengetahuan Ilmiah dan Pengetahuan Biasa, Filsafat dan Agama
Ilmu adalah Pengetahuan yang sudah ditentukan obyeknya, tersistem, bermetode dan universal.
Menurut Poejowijatno, Pengetahuan adalah hasil tahu manusia tentang segala hal. Pengetahuan dibagi menjadi 4 yakni:
1. Pengetahuan Biasa,
2. pengetahun Ilmiah,
3. pengetahuan Filsafat
4. pengetahuan Mistik atau Agama.
Pengetahuan biasa menurut Poejowijatno adalah pengetahun yang digunakan orang dalam hidup sehari-hari, tanpa tahu seluk beluknya secara mendalam. Atau orang tidak tahu sebab-sebab terjadinya mengapa harus begitu. Contoh mengapa air mendidih. Hasil tahunya pokoknya kalau air dipanasi ya mendidih. Pokoknya begitu, lalu saya pakai untuk menanak nasi, menanak ketela dan sebagainya.
Contoh lagi, adalah Nelayan yang menggunakan petunjuk bintang atau rasi bintang layang layang atau gubug penceng, untuk petunjuk arah saat berlayar di tengah lautan sebelum ada kompas kalau ekor rasi bintang itu muncul berarti di bagian ekor itulah selatan. Pengetahuan biasa ini sangat diperlukan manusia dalam hidup sehari- hari.
Kebenaran:
Nah kesesuaian antara hasil tahu dengan obyeknya, menurut Poejowiyatno disebut kebenaran. Kebenaran adalah Kesesuain hasil tahu dengan obyeknya atau faktanya atau lingkungannyannya. (di sebut kebenaran obyektif menurut Poejowijatno).
Kebenaran harus dicapai dengan suatu metode. Maka ilmu harus bermetode. Metode itu berarti cara mencapai dari kata Meta dan Hodos. (meta artinya cara atau jalan Hodos artinya mencapai. Jadi metode berarti cara mencapai). Mencapai apa, yakni mencapai kebenaran. Setelah menemukan kebenaran dengan metode maka dengan keputusan keputusan, maka disusunlah secara berurutan, atau di sistematisasikan.
Sistem adalah susunan dari hal yang ada hubungannya satu dengan lainnya dan merupakan keseluruhan. Jadi pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang sudah disistematisasikan, punya metode, berlaku universal punya obyek. Berobyek, bermetode tersistem dan universal adalah ciri utama sebuah ilmu atau pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan
Manusia ingin tahu, lalu bertanya
1.Apa itu?
2. Mengapa begitu?
3.Apa ini?
4.Mengapa begini?
Pertanyaan itu kadang dijawab dengan salah keliru dan tidak benar. Ada juga jawaban yang benar. Kalau benar si penanya jadi puas.
Nah tahunya manusia itu tadi akan dijadikan dasar tindakan. Kalau hasil tahunya keliru, dan digunakan untuk dasar tindakan maka akan berakibat fatal. Contoh memberi obat pada pasien berdasar tahu yang keliru maka pasien bisa lebih parah seperti akan lebih sakit dan akhirnya meninggal. Pemuas tahu adalah kebenaran.
Lalu apa yang akan diketahui manusia. Jawabnya adalah semuanya. Manusia dilahirkan bisa dikatakan tidak tahu apa-apa lalu dirangsang benda di seklilingya manusia kecil bertanya apa ini? apa itu ? ia bertanya untuk tahu. Ia tahu lewat indranya. Nah persentuhan Indra dengan benda atau alam sekelilingnya inilah yag disebut pengalaman. Pengalaman adalah persentuhan indra dengan alam sekelilingnya.
PENGALAMAN: ADALAH PERSENTUHAN INDRA DENGAN BENDA ATAU ALAM SEKELILINGNYA.
Indra di rangsang, indra mengadakan reaksi, reaksinya tahu lalu tercetuskan dalam suatu keputusan misalkan ditabrak becak itu sakit. Pengalaman memungkinkan adanya pengetahuan.
PENGALAMAN YANG SESUNGGUHNYA BARU ADA JIKA MANUSIA DEMI PENGALAMANNYA MENGADAKAN PUTUSAN ATAS OBYEKNYA. Oleh karena manusia mengadakan putusan, maka manusia yang tahu itu tahulah bahwa ia tahu.
PUTUSAN MANUSIA BAHWA DIRINYA tahu menjadikan orang itu berpengetahuan. Jadi PENGETHUAN ADALAH HASIL TAHU. Kalu ada orang tahu pohon itu rendah berarti orang itu memang sudah tahu tentang rendah itu begini tinggi itu begitu.
PENGAKUAN SESUATU TERHADAP SESUATU ITULAH PUTUSAN
PUTUSAN ADALAH PENGAKUAN ORANG PADA SESUATU TERHADAP SESUTAU. (POEJOWIYJATNO).
Fakta: adalah yang nampak pada kita ada yang menyebut gejala atau fenomena atau kejadiaan pengalaman.
Analisa: adalah proses mencari sebab musabab tentang sesuatu.
Bukti: adalah tanda kebenaran.
Tanda: adalah……
Simbol: adalah…..
Induksi adalah jalam pikiran sampai pada keputusan khusus dari putusan yang sifatnya umum
Putusan adalah Pengakuan sesuatu terhadap sesuatu. Contoh mengakui rendah lalu menunjuk pohon itu rendah memang mengakui adanya rendah dan tinggi.
Deduksi adalah jalan pikiran sampai pda putusan umum dari keputusan yang sifatnya khusus.
Ilmu itu adalah pengetahuan yang berobyek atau pengetahun yang mempunyai obyek materi / yang diteliti. Ilmu / pengetahuan juga punya sudut penelitian atau obyek forma.
Obyek materi ilmu adalah yang ada
Obyek forma artinya adalah sudut pandang atau fokus penelitian. Dengan adanya sudut pandang itulah sehingga kita bisa membedakan ilmu satu dengan ilmu lainnya. Lalu muncul ilmu yang berbeda-beda atau menjadi beberapa cabang. Seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau eksakta, Ilmu Pengetahun Sosial (IPS). Dibagi lagi menjadi Fisika, Kimia Ilmu Bumi, Ilmu Alam, Biologi, Matemetia dibagi lagi al Jabar, Trigonometeri, Geometeri, Aritmatika. Ilmu terapan seperti Tehnik Nuklir Tehnik Mesin, Elektro, Kedokteran, dan lain-lain.

Obyek Fisafat atau yang menjadi bahan penelitian filsafat
Yang ada dan yang mungkin ada. Seperti manusia, dan alam seisinya. Obyek materi atau sudut pandang penelitian atau dari mana menelitinya adalah: Mencari keterangan sebab yang sedalam-dalamnya.
Cabang-cabang filsafat meliputi:
1. Ontologi
2. Epistemologi
3. Aksiologi dll.
Tingkatan Pengetahuan menurut Poejowijatno
Pengetahuan agama itu ada berdasarkan wahyu, namun juga punya ada obyek, tersistem, bermetode, dan universal.
Agama, yang dipelajari antara lain tentang tuhan, dunia, hidup, mati, tingkah laku, baik buruk. Semunya berdasarkan petunjuk ilahi atau wahyu yang dibawa nabi dan rasul
Wahyu adalah penerangan atau penjelasan Tuhan turun secara istimewa pada manusia pilihan secara langsung atau tidak langsung. Kebenaran langsung di terima manusia tanpa diselidiki. Agama bisa jadi ilmu ia juga berobyek bermetode tersistem dan universal.
Teolog adalah usaha menerangkan kebenaran agama. Ilmunya namanya teologi.
Untuk menerangkan agama, orang berfilsafat. Misalkan etika atau ilmu baik buruk. Diteliti ternyata ditemukan dalam agama konsep tentang baik dan buruk, ada dalam agama.

Biasa
Ilmiah
Filsafat
Agama

Pertemuan ketiga
Manusia dan Kebenaran
Manusia adalah mahluk hidup yang berpikir, bisa tertawa dan beragama lain dengan hewan yang hanya makan dan minum, tidur, seks, berkelahi, lalu mati.
Banyak sekali dfinisi tentang manusia yang dikemukan oleh para ahli pikir, diantarannya ada yang mendefinisikan bahwa manusia adalah hewan yang berpolitik / Zoon Politicon. Lalu ada yang mendefinisikan bahwa manusia adalah hewan yang berfikir
Definisi bahwa manusia adalah mahluk berfikir itupun dibantah sebab ternyata dalam penelitin ahli psikologi, ada monyet yang bisa berfikir meskipun sederhana. Apakah berpikir itu?
Berpikir:
Menurut Puspoprojo dalam buku logika ilmu menalar, berpikir adalah proses batin dalam bertanya dan menjawab persoalaan. Ada yang mengatakan berfikir adalah proses mengbungkan antara hal lama dengan hal baru dalam benak manusia. Benak dan akal atau sama dengan budi.
Tugas manusia adalah bertanya dan menjawab untuk mendapatkan pengetahuan yang benar.
Benar:
Menurut Poejowiyatno dalam buku tahu dan pengetahun adalah kesesuaian antara tangkapan otak dengan obyek di sekelilingnya. Atau kesesuian antara tahu dan obyeknya. (Kebenaran obyektif). Tahu tentang rendah. Ada obyek rendah yakni pohon. Maka bisa mengatakan pohon itu rendah.
Kebenaran obyektif, juga disebut kebenaran ontologis (dapat diketahui karena adanya memang begitu.)
Jika ada orang yang tahu persis tentang obyeknya atau yakin dan cukup alasan bahwa pengetahuannya sesuai dengan obyeknya maka orang itu punya kepastian. Karena pasti, maka dalam berindak tidak akan ragu-ragu. Mencapai kepastian yang benar, amat memuaskan. Ini disebut berkeyakinan. Jika ragu-ragu maka tidak akan berani mengambil keputusan untuk bertindak.
Sanksi :
Sikap mental terhadap suatu kebenaran. Sanksi mendorong orang untuk melakukan penyelidikan.
Ragu-ragu:
Melemahkan orang untuk bertindak.
Percaya :
Menurut Poejowijatno dalam buku Tahu dan Pengetahuan adalah sikap mental orang atas dasar kepastian bahwa ada kebenaran yang telah diselidikinya sendiri atau atas pemberitahuan orang lain yang ahli. Contoh ada ahli gerhana Matahari memberitahukan hari Selasa 11 Juni 1983 pukul 10.00 WIB, ada gerhana matahari. Lalu kita yakin. Saya percaya pasti benar.
Kepercayan agama pasti benar karena lewat nabi dan dari dari Allah yang maha benar.
Fakta:
Adalah keseluruhan yang ada disekeliling manusia.

TEORI KEBENARAN
Dalam buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Yuyun Suriasumantri ada tiga teori kebenaran yaitu:
1. Koherensi atau Konsistensi
2. Kor,,,espondensi
3. Pragmatisme.
1. Kebenaran Koherensi atau konsistensi, adalah terori kebenaran yang menyatakan bahwa pernyataan itu dianggap benar jika pernyataan itu konsisten atau koheren dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh pernyataan sebelumnya yang dianggap benar adalah manusia pasti mati.
Pak Zainal manusia maka pak Zainal pasti mati. 2x2 = 4 adalah kebenaran koheren. Kalau hujan jalan basah. Saat ini jalan basah berarti baru saja hujan. Dan contoh lainnya.
2. Kebenaran Koresponden artinya suatu pernyatan dianggap benar bila ada kesuaian dengan fakta. Contoh ibukota Indonesia adalah Jakarta. Pernyataan salah yakni Ibukota Indonesia adalah Surabaya.
3. Kebenaran Pragmatisme. Adalah suatu pernyataan benar jika masih berguna. Contohnya teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera. Bumi adalah datar. Tapi setelah di teliti oleh Galilio Galileo ternyata bumi bulat.

Pertemuan keempat
Sumber Pengetahuan
Ada empat yakni
1. Rasio
2. Pengalaman
3. Intusisi
4 Wahyu

Dasar Pengetahuan ada dua
1.PENALARAN
2.LOGIKA
Penalaran adalah cara berfikir tertentu
Berfikir adalah perkembangan ide dan konsep ( Poejowiyatno) Konsep adalah gambar dalam otak gambar dalam otak adalah Pengertian/konsep.
Berfikir adalah proses kegiatan bertanya dan menjawab dalam batin manusia (Sutan Takdir Alisyahbana)
Berfikir adalah membeda-bedakan antar hal dan menghubung-hubungkan hal satu dan hal lainnya. ( Endang Syaifudin Ansori)
Berfikir adalah menemukan hal baru (Mulder)

PENGETAHUAN Adalah faham subyek mengenai obyek (Endang Syaifudin Ansori)
Pengeatahuan adalah hasil tahu manusia
Penalaran adalah
1. Berfikir sesuai alur atau kerangka berpikir
2. Kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar
3.Proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan
4.Merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik atau ciri khas tertentu dalam menemukan kebenaran.
5. Berfikir logis.

Ciri khusus penalaran bersifat Logis dan Analitis
Analitis adalah kegitan berfikir dengan langkah-langkah tertentu
Tidak semua berfikir itu logis dan analitis.
Kegitan Berfikir yang tidak berdasarkan penalaran disebut INTUISI
INTUSISI (PERASAAN): YAKNI SUATU KEGIATAN BERFIKIR NON ANALITIK DAN TIDAK BERDASARKAN PADA POLA PIKIR TERTENTU.


Pertemuan kelima
Cabang filsafat dan yang dipelajari
Cabang Filsafat menurut Jujun Suriasumantri ada tiga.
1.Logika: Yakni cabang filsafat yang mempelajari apa yang disebut benar dan dan apa yang disebut salah.
2.Etika: Yakni cabang filsafat yang mempelajari tentang mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk
3. Estetika: Yakni cabang filsafat yang mempelajari apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek.
Lalu berkembang pada
4.Metafisika yang membahas tentang hakekat keberadaan zat tentang hakekat, pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran.
5.Lalu mucul Filsafat Politik yakni kajian mengenai organisasi sosial pemerintahan yang ideal.
6.Lalu berkembang lagi pada bidang kajian yang khusus seperti Filsafat Ilmu.
Ada yang membagi cabang Filsafat antara lain:
1.Ontologi / metafisika (Filsafat tentang ada)
2.Kosmologi (Filsafat tentang kosmos atau alam semesta)
3.Etika (Filsafat tentang tingkah laku/moral)
4.Logika (Filsafat tentang berpikir)
5.Agama,
6.Pendidikan
7.Hukum
8.Sejarah
9.Filsafat Matematika
Dll.
Keenam
Ketujuh
Kedelapan
Kesembilan
Kesepuluh
Kesebelas
Keduabelas
PERTEMUAN 13
SARANA BERPIKIR ILMIAH
BAHASA
Bahasa adalah alat untuk menyatakan isi pikiran yang memunyai bahasa hanya manusia karena itu manusia di sebut Homo Simbolicom, karena bahwa terdiri dari simbol- ismbol
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia tanpa bahasa berarti tidak ada berfikir
Menurut Bloc dan Triger
Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang arbitrer yang digunakan kelompok sosial untuk komunikasi.
Menurut Josep Broan: Bahasa adalah sistem yang berstruktur dari simbol yang di pergunakan kelompok sosial untuk bergaul.
Simbol sama dengan lambang yakni berarti sesuatu untuk menyatakan sesuatu.
Fungsi Bahasa menurut Halida
1. Psikolinguistik: Yakni sebagai sarana meny;;ampaikan fikiran perasaan dan emosi.
2. Sosiolinguistik: Yakni sebagai sarana perubahan sosial.
Menurut Yuyun Suriasumantri
1.Fungsinya untuk komonikasi antar manusia
2.Fungsi untuk sarana mempersatukan kelompok manusia
Bahasa bisa berbentuk verbal maupun non vebal
STATISTIK
Satatstik berasal dar1 kata State yang erari negara
LOGIKA
MATEMATIKA